Jumat, 10 Desember 2010

ANALISIS SWOT

Oleh: Moh. Badrus Sholeh, S.Pd.I

SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman). Analisa SWOT sudah menjadi alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategis pendidikan dan merupakan alat yang efektif dalam menempatkan potensi lembaga. Tujuan analisis ini adalah untuk memak­simalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mere­duksi ancaman dan membangun peluang.

Analisa SWOT dalam istilah Indonesia dikenal dengan K2PA (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman) Analisis SWOT adalah langkah berikut setelah riset pasar atau identifikasi pelanggan ,dan kebutuhannya. Tujuan pokok analisis ini ialah mengidentifikasi ,dan memahami apa saja kekuatan dan kelemahan yang ada pada lembaga pendidikan, serta apa saja peluang dan ancaman yang ada atau mungkin timbul dalam rangka usaha peningkatan mutunya. Data objektif keempat faktor itu sangat penting dalam perencanaan mutu lembaga, karena dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan, dapat dibuat rencana untuk memaksimalkan kekuatan itu dan meminimal­kan kelemahan, atau memaksimalkan kekuatan untuk meng­atasi kelemahan. Dengan mengetahui peluang yang ada atau mungkin ada dan ancaman yang ada atau mungkin terjadi, dapat dibuat rencana untuk mengurangi atau melemahkan ancaman dengan me­manfaatkan kesempatan sebaik-baiknya.

Analisa SWOT digunakan untuk mengetahui kele­mahan dan ancaman. Apakah akar kelemahannya dan bagaimana mengatasinya?. Apa sebab timbul ancaman tersebut dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi tekanannya? Selanjutnya, bagaimana cara memanfaat­kan kekuatan yang ada semaksimal mungkin, juga memanfaatkan peluang-peluang yang ada, sehingga peningkatan mutu lembaga dapat terus terlaksana? Hasil-hasil analisis tersebut, terutama cara-cara mengatasi kelemahan dan ancaman, dijadikan dasar perencanaan mutu strategis.

Analisa SWOT adalah salah satu tahap dalam perencanaan mutu pendidikan yang merupakan pendekatan analisis lingkungan.Analisa lingkungan terdiri dari dua unsur yaitu analisis lingkungan internal yaitu posisi internal sekolah dan analisis lingkungan ekternal. Analisa lingkungan internal terdiri dari penentu persepsi yang realistis atas segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi. Suatu organisasi harus mengambil manfaat dari kekuatan secara optimal dan berusaha untuk mengatasi kelemahan agar terhindar dari kerugian baik waktu maupun anggaran. Sedangkan analisis lingkungan ekternal meliputi identifikasi dan evaluasi aspek-aspek social, budaya, politis, ekonomis, dan ekonomis, dan teknologi, serta kecendrungan yang berpengaruh pada organisasi. Kecundrungan ini biasanya merupakan sejumlah factor yang sukar diramal atau memiliki derajat ketidakpastian tinggi. Hasil dari analisis lingkungan ekternal adalah sebuah peluang yang harus dimanfaatkan oleh organisasi dan ancaman yang harus dicegah atau dihindari. Jadi Analisis kekuatan dan kelemahan pada dasarnya bersifat inter­nal, sedangkan analisis peluang dan ancaman bersifat eksternal. Dan pada hakikatnya analisis itu juga merupakan analisis kebutuhan pelanggan, karena sesungguhnya menganalisis pelanggan-pelanggan lembaga pendidikan dan kebutuhan mereka.Adapun fokus analisis lingkungan sebagai berikut:

Analisis internal antara lain terfokus pada:

1. keunggulan yang ingin dibangun dan dipelihara;

2. sumber keunggulan;

3. karakteristik sumber daya;

4. program dan pelayanan yang menduduki posisi tuntutan tinggi;

5. kualitas SDM, guru, clan staf tata usaha;

6. tradisi akademik sekolah;

7. realitas "politik" internal kampus;

8. kualitas dan kekuatan kepemimpinan clan struktur pengelolaan sekolah.

Analisis eksternal antara lain terfokus pada:

1. kecenderungan orientasi politik;

2. kapasitas negara dalam menyediakan anggaran;

3. kemajuan teknologi dan teknologi informasi

4. akselerasi kemajuan pesaing atau se­kolah lain;

5. perkembangan pasar tenaga kerja.

Aktivitas SWOT dapat diperkuat dengan men­jamin analisa tersebut berfokus pada kebutuhan pe­langgan dan konteks kompetitif dimana lembaga ber­operasi. Ada dua variabel kunci dalam mem­bangun atau mengembangkan strategi jangka panjang lembaga. Strategi ini harus dikembangkan dengan ber­bagai metode yang dapat memungkinkan lembaga mampu mempertahankan diri dalam menghadapi kom­petisi serta mampu memaksimalkan daya tariknya bagi para pelanggan. Jika pengujian tersebut dipadukan dengan pengujian misi dan nilai, maka akan ditemu­kan sebuah identitas lembaga yang berbeda dari para pesaingnya. Apabila sebuah identitas distingtif mampu dikembangkan dalam sebuah lembaga, maka karak­teristik mutu dalam institusi tersebut akan menjadi lebih mudah diidentifikasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar