Sebelum mengamalkan mahabbah qulubin naas, terlebih dahulu perlu mengetahui apa pengertian mahabbah. Namun sebelum membahas pengertian mahabbah secara terminologi, perlu diungkap pengertian mahabbah menurut etimologi. Dalam pengertian terakhir, misalnya; Al-Hujwiri dalam kitabnya "Kasful Mahjub", menjelaskan makna al-hubb. Menurut riwayat, mahabbah berasal dari kata habbah yang berarti benih-benih yang jatuh ke bumi di padang pasir, sebutan hubb diartikan demikian karena cinta adalah sumber kehidupan, sebagaimana benih yang merupakan asal mula tanaman. Benih disebarkan di gurun pasir, bersembunyi di bumi, hujan turun, matahari menyinari. Namun benih itu tidak rusak oleh perubahan musim, malah tumbuh, berbunga dan memberikan buah. Demikian juga cinta, bilamana ia hadir dalam hati seseorang, ia tidak akan rusak oleh kehadiran dan ketidakhadiran, oleh senang atau susah, oleh keterpisahan maupun kesatuan.
Mahabbah dapat pula diambil dari kata hubb yang berarti sebuah tempayan yang penuh dengan air tenang, karena cinta yang telah terpadu dalam hati dan memenuhi hati, di situ tidak ada lagi ruang bagi pemikiran selain yang dicinta. Makna lain dari mahabbah, terambil dari kata hubb yang berarti empat keping kayu penyangga poci air, karena sebagai pecinta dengan suka hati menerima apa saja yang dilakukan oleh kekasihnya, berkenan atau tidak berkenan, susah maupun senang.
Mahabbah dapat pula diambil dari kata hubb yang berarti sebuah tempayan yang penuh dengan air tenang, karena cinta yang telah terpadu dalam hati dan memenuhi hati, di situ tidak ada lagi ruang bagi pemikiran selain yang dicinta. Makna lain dari mahabbah, terambil dari kata hubb yang berarti empat keping kayu penyangga poci air, karena sebagai pecinta dengan suka hati menerima apa saja yang dilakukan oleh kekasihnya, berkenan atau tidak berkenan, susah maupun senang.
Disamping itu, hubb juga dapat diartikan dengan gelembung-gelembung air dan luapan-luapannya di waktu hujan lebat, karena cinta luapan hati yang menundukkan kesatuan dengan kekasih. Makna demikian diambil dari kata hubbah. Hubb juga dijadikan sebagai sebutan cinta murni.
Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulum ad-Din, membahas mahabbah secara luas. Dalam pembahasan tersebut, Al-Ghazali antara lain memberi komentar pada salah satu syair Rabi'ah tentang pembagian cinta :
Aku mencintai-Mu dengan dua model cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
Cinta karena diriku
Adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu
Cinta karena diri-Mu
Adalah keadaan-Mu mengungkap tabir
hingga Engaku kulihat
Baik untuk ini maupun untuk itu
Pujian bukanlah untukku
Bagi-Mu segala pujian
Leo F. Baccoqlia dalam bukunya Love menjelaskan bahwa cinta adalah semuanya dan sekaligus, keadaan gembira luar biasa, keadaan senang, fantasi, keadaan rasional atau yang tidak rasional. Cinta hadir pada setiap orang yang beradab dan merupakan proses membangun di atasnya apa yang sudah ada sebagai landasannya. Cinta adalah sebuah tindakan yang mengandung kepercayaan dan siapa saja yang memiliki sedikit kepercayaan, maka ia akan mempunyai sedikit cinta.
Cinta yang sempurna adalah yang memberikan segalanya, tidak mengharapkan apapun. Cinta sejati tidak mempunyai pamrih apapun, tidak pujian dan kebersamaan, bahkan tidak cinta itu sendiri. Pamrih hanya akan menodai ketulusan cinta. Cinta sejati hanya mendambakan kebahagiaan dan kebaikan yang dicinta.
Sampai saat ini belum diketahui dan tidak ada kata sepakat tentang pengertian cinta. Memang untuk mengetahui cinta secara definitif sangatlah sulit, kita mengetahui apa itu cinta secara instinktif, yaitu bila kita mencintai dan dicintai.
Cara mengamalkan mahabbah Qulubinnas
Shalat hajat dua raka’at.- raka’at pertama al fatihah dan al ikhlas 15 x
- raka’at kedua al fatihah dan al ikhlas 10 x
kemudian setelah salam membaca :
- istighfar 101 x
- ya rohman ya rohim 101 x
amalan tersebut berfungsi sebagai penarik dan pemikat hati manusia atau orang banyak.
Di dawamkan setiap malam,insya allah daya mahabbah akan muncul dalam diri kita lahir dan batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar