By: Moh. Badrus S, S.Pd.I
TQM bermula diAmerika serikat selama PD II, ketika W. Edward Deming menolong para insinyur dan reknisi untuk mengguakan teori statistik untuk memperbaiki mutu produksi. Setelah perang, teorinya diremehkan oleh perusahaan Amerika, kemudian Derming pindah ke Jepang dan menerapkan teorinya disana, dimana dia mengajarkan kepemimpinan bisnis top pada Statistical Quality Control (Riva’I: 407) memulihkan keadaan ekonomi mereka setelah negara mereka mengalami kekalahan perang dari sekutu (Rebore 27-30).
Kualitas total manajemen (TQM) adalah suatu sistem menajemen yang berfokus kepada orang orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkelanjuran kepuasan pelanggan pada biaya sesungguhnya yang secara berkelanjutan terus menerus (Mulyasa:224). Dalam TQM tidak hanya manajemen yang bertaanggung jawab dalam memenuhi keinginan pelnggan, tetapi juga peran aktif seluruh anggota untuk memperbaiki mutu produksi atau jasa yang dihasilkan. Dengan menerpakan teknil TQM ini, pebisnis menjalankan perbaikan terus menerus di semua operasi dengan mencari dan menemukan alasan bagi kinerja mutu yang buruk dan pelayanan pelnggan dan mengiplementasikan untuk mengurangi atau menghilangkan penyebab mutu yang buruk tersebut. Dengan menggunakan pemahaman karyawan terhadap maslah masalah pekerjaannya, TQM membuka jalan bagi kemampuan kreativitas karyawan untuk menemkan solusi maslah, dimana TQM berfokus dalam mendorong formasi tim dan pemberdayaan karyawan (Riva’i: 409). jadi TQM merupakan totalitas komitmen yang kuat guna peningkatan mutu (Rebore 27-30).
Berikuit ini 14 prinsip Deming yang dapat diterapkan dalam manajemen sumber daya manusia.
1. Menciptakan tujuan yang tetap untuk pengembangan produk dan pelayanan
2. Mengadopsi filosofi baru
3. Tidak tergantung kepada pengawasan untuk meningkatkan kualitas
4. Tidak lagi menghargai pekerjaan semata mata dengan serangkaian harga
5. Mengembangkan secara tetap dan terus menerus sistem produksi da servis untuk mengembangkan kualitas dan produktifitas
6. Mengadakan pelatihan kerja
7. Mengadakan kepemimpinan
8. Menghilangkan rasa takut
9. Menghilangkan sekat antar departemen
10. Mengurangi slogan
11. Mengurangi manajemen berdasarkan quoata numeric
12. Menghilngkan pneghalang yang mencegah manajer dan pekerja bangga dengan pekerjaannya dalam hubungan kerja
13. Menyelenggarakan program pendidikan dan pengembangan diri yang hebat
14. Menyertakan seluruh komponen dalam lembaga untuk mnyempurnakan perubahan (Rebore: 27-30).
Kisah sukses implementasi TQM di dunia bisnis mengilhami lembaga-lembaga lain termasuk pendidikan utnutk mengadopsinya, namun dalam dunia pendidikan aplikasi TQM mengundang berbagai perdebatan bahkan masih banyak para pakar pendidikan mempertanyakan kelayakan dan kesesuaian konsep dengan karakteristik pendidikan. Menurut Taylor &Hill TQM merupakan konsep yang sulit dievaluasi dalam dunia pendidikan tinggi, namun disisi lain Helbert, Dellana & Bass mengemukakan empat bidnag utama dalam penyelengaraan pendidikan yang mengadopsi prinsip TQM. Pertama pengelolaan proses pendidikan secara keseluruhan. Kedua mengintegrasikan TQM dalam kurikulum. Ketiga penggunaan TQM dalam metode pembelajaran di kelas. Keempat pengelolaan aktivitas riset dan pengembangan.
Dalam pendidikan filosofi TQM berarti bahwa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, maka budaya kerja harus terbina dan berjkembang dengan baik denga seluruh karyawan yang terlibat dalam pendidikan. Motivasi, sikap, kemaan dan dedikasi untuk memenuhi kebutuha pelanggan adalah bagian terpenting dari budaya kerja itu. Konsep TQM dalam pendidikan memandang produk usaha pendidikan sebagai jasa dalam bentuk pelayanan yang diberikan pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan kepada pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu.
Terdapat enam hal yang perlu dikaji dan dikelola secara strategi dalam rangka menerapkan konsep TQM di sekolah, diantaranya
1. Dimensi kualitas, yang meliputi: keandalan; daya tangkap; jamianan pengetahuan, kompetensi, kesopanan, kepercayaan; kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuha pelanggan; bukti langsung meliputi fasilits fisik, perlengkapan, tenaga pendidikan dan sarana komunikasi
2. Fokus pada Pelanggan; menurut Ivancevich (1992) menyatakan langkah pertama dalam menerapkan TQM adalah memandang peserta didik sebagai pelanggan yang harus dilayani
3. Kepemimpinan: peran kepala sekolah sangat pentig dalam kontek TQM. Kualitas kepala sekolah dapat memberikan inspirasi pada semua jajaran manajemen agar memperagakan kualitas kepemimpinan yang sama yang diperluka dalam mengembangkan budaya TQM. Dengan landasan karakteristik pribadi, kepala sekolah menciptakan visi dan misi untuk mengarahkan organisasi dan karyawan. Empat komponen perilaku kepalasekolah yang dapat diterapkan dalam kontek TQM meliputi pertukaran informasi, pengembangan hubungan, pemberdayaan karyawan, dan pegambilan keputusan.
4. Perbaikan Berkesinambungan: Perbaikan Berkesinambungan berkaitan dengan kualitas dan proses. Perbaikan Berkesinambungan dapat dilakuka berdasarkan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action). Siklus ini berlaku pada semua kegiatan sekolah.
5. Manajemen SDM: SDM merupakan pelanggan internal yang menentukan kualitas akhir suatu produk dan organisasi. Oleh karenanya implementasi TQM disekolah snagat ditentukan oleh jesiapan, kesediaan, dan kompetensi warga sekolah utuk sungguh merealisasikannya. Kebijakan SDM yang menganut 2C (Command and Control) perlu diganti dengan kebikan baru yang berdasarkan budaya 3C (Commitment, Cooperation, ommunication)
6. Manajemen Berdasarkan Fakta: pengambilan keputusan haris didasarkan fakta nyata mengenai kualitas yang didapatkan dari berbagai sumber diseluruh jajaran organisasi. Tujuh alat statistic utama yang melandasi Statistical Process Control (SPC) yang meliputi diagram sebab akibat, check sheet, diagram Pareto, run chart, control chart, histogram dan scatter diagram. (Mulyasa:224-233). Metode pendukung lainnya seperti Brenchmarking, Brainstorming, ABC, Perbandingan berpasangan, Pemetaan proses, dan seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar