Jumat, 12 Agustus 2011

MENGENAL DR MUHAMMAD IQBAL


Umummnya Para Tokoh Pembaru Islam dilahirkan di jazirah Arabia, seperti Iran, Irak,  dan Mesir. Namun demikian, ada pula tokoh pembaru Islam yang lahir dari belahan negara lainnya di muka bumi ini , salah satu tokoh pembaru Islam yang sangat dikenal di dunia Islam adalah Allama Dr. Sir Muhammad Iqbal . Beliau adalah tokoh intelektual  Islam di abad ke-20.
Beliau selain dikenal sebagai seorang Pembaharu gerakan Islam di Pakistan, juga dikenal sebagai seorang penyair yang handal, politikus, reformis, ahli perundang-undangan, humanis, dan seorang yang visioner serta filsuf. Beliau mengungkapkan pandangannnya tentang berbagai hal, mulai dari akidah, akhlak, hukum, kisah umat terdahulu, dan sumber ajaran moral. Kebanyakan syair-syair Syekh Iqbal berisi tentang kebebasan dan keterbukaan. Bagi beliau, Alquran adalah tuntunan dalam membimbing jiwanya. Al-qur’anlah cahaya inspirasi untuk sajak-sajakk Beliau . Selaku Kritikus, dengan bimbingan yang intens dalam bidang agama, tak heran pula bila ruh-ruh Islam begitu kuat tertanam di dada Syekh Iqbal.
Beliau  dikenal terutama sebagai seorang Ulama’ besar yang berhasil memadukan kemampuan pemikiran dan kepenyairan sekaligus. Tidaklah mengherankan apabila orang menyebutnya sebagai pemikir yang penyair atau penyair yang pemikir.
Hampir setengah abad lebih semenjak beliau meninggal, hingga kini, belum nampak adanya seorang pemikir Muslim yang muncul menggantikan tempat atau maqam beliau, atau minimal bisa berdiri sejajar di sampingnya. Kenyataan ini seolah membenarkan ramalan sementara bahwa diperlukan waktu seratus tahun untuk menunggu lahirnya pengganti Reformis  Islam seperti beliau..
Biografi tokoh pemikir Islam seseorang sering kali dianggap sebagai lampu penerang untuk mengetahui dan membaca pikiran seorang tokoh., seperti halnya untuk memahami pikiran Dr. Muhammad Iqbal. Latar belakang kehidupannya tidak bisa diabaikan begitu saja., Pemeriksaan terhadap karya-karya Dr Muhammad Iqbal akan lebih berhasil dan imajinatif apabila disorot dengan cahaya latar belakang sosial atau pengalaman hidupnya.
 Dr Muhammad Iqbal merupakan sosok pemikir multidisiplin yang telah merintis upaya pemikiran ulang terhadap Islam demi kemajuan kaum muslimin.
Dr. Muhammad Iqbal lahir tanggal 22 Februari 1873 M di Silkot, Punjab Barat, Pakistan. Ayahnya bernama Muahammad Nur, seorang sufi yang shaleh. Sejak masih kanak-kanak, agama sudah tertanam kuat di jiwanya. Selain dari orang tua, pendidikannya juga didapatkan dengan mengaji kepada Mir Hasan. Di rumah sang guru ini, ia selain belajar agama, juga belajar mengubah sajak. Kebetulan Mir Hasan juga dapat melihat bakat Iqbal. [1]
Pujangga ini di Silkot semenjak usia sangat muda belia sudah mulai menulis puisi. Ia sangat bernasib baik mempunyai seorang guru, sarjana yang menonjol, Maulana Mir Hasan yang dengan segera melihat bakat murid mudanya dan memberinya semangat dalam setiap kemungkinan. Pada 1895, Iqbal pindah ke Lahore untuk masuk ke perguruan tinggi. Kota itu kemudian berubah dengan cepat menjadi pusat kegiatan intelektual. [2]
Kecerdasan Iqbal itu ia buktikan dalam menempuh jenjang pendidikan. Dibantu oleh Mir Hasan, ia memasuki Scottish Mission School. Tamat dari sini ia melanjutkan studi ke Goverment College dan memperoleh gelar M.A. adapun di bidang filsafat, di perguruan tinggi ini ia berkenalan dengan seorang guru besar, Thomas Arnold, yang pemikirannya banyak bernuansa filosofis. Gurunya ini menyarankan Iqbal untuk melanjutkan studi ke Inggris. Dalam satu tahun, progrm ini dapat diselesaikannya. Kemudian ia melanjutkan studinya ke Jerman. Di sinilah ia memperoleh gelar Ph. D. Dalam tasawuf, tesis yang diajukan berjudul The Development of Metahysic in Persia (perkembangan metafisik di Persia).  [3]
Pada tahun 1908, ia kembali ke Lahore. Selanjutnya ia mengambil program hukum dengan meraih keahlian di bidang keadvokatan. Ini masih tidak memuaskannya. Ia pun kembali kuliah di School of Politycal Sciences [4]
Berbekal sejumlah keahlian ia memulai karier sebagai pendidik (dosen) dan pengacara di India. Ia juga aktif dalam politik. Selebihnya, membberikan ceramah ke seluruh bagian India dan bahkan ke negara-negara Islam. Satu hal yang istimewa dunia Iqbal termasuk produktif terutama dalam bentuk lirik puisi.  [5]
Tahun 1909,Iqbal lebih memilih sebagai penyair yang kemudian mengantarkannya ke puncak popularitas sebagai seorang pemikir yang mendambakan kebangkitan dunia Islam
Akhir tahun 1926, Iqbal masuk kehidupan politik ketika dipilih menjadi anggota DPR Punjab. Bahkan, tahun 1930, ia ditunjuk sebagai presiden sidang Liga Muslim yang berlangsung di Allahabad, yang menelorkan gagasan untuk mendirikan negara Pakistan sebagai alternatif atas persoalan antara masyarakat muslim dan Hindu. Meski mendapat reaksi keras dari para politisi, gagasan tersebut segera mendapat dukungan dari berbagai kalangan, sehingga Iqbal diundang untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar di London, tahun 1932, juga konferensi yang sama pada tahun berikutnya, guna membicarakan gagasan tersebut. Tahun 1935 ia diangkat sebagai ketua Liga Muslim cabang Punjab dan terus berkomunikasi dengan Ali Jinnah. Namun, pada tahun yang sama, ia mulai terserang penyakit, dan semakin parah sampai mengantarkannya pada kematian, tanggal 21 April 1938.  [6] 

Karya-Karya Muhammad Iqbal 
1. Rumus-i Khudi, (rahasia pribadi dan misteri peniadaan diri) yang diterbitkan pada tahun 1915. ini memberikan gambaran tentang tema pusat filsafat Iqbal.
2. Rumus-i Bekhudi (1938), ini memberikan subjek yang serupa, isinya berkisar tentang himbauan untuk peningkatan individual yang ditunjukkan pada bangunan kembali semua orang dalam suatu masyarakat Islam sejati.
3. Payam-i Masyriq (risalah dari Timur) 1923
4. Zabur-i Ajam (Kidung Persi), Naman (1927)
5. Javid Namah (1932)
6. Payam-i Masyriq (risalah dari timur), 1923
7. Zabur-i Ajam (kidung Persi), Namah (1927)
8. Armughan – Hijaz
9. dan lain-lain. 

[1] Abdul Wahab Azzam, Filsafat dan Puisi Iqbal, (Bandung:Pustaka Salaman, 1985), h.16
[2] Johns Efendi, Pengantar ke Pemikiran Iqbal, (Bandung:Mizan,1985).
[3] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1992), Cet. IX, h.191.
[4] Muhammad Iqbal, Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam, (Jakarta:Tinta Mas, 1966), h.10
[5] Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan dalam Islam, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1998), h.168.
[6] Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam 2 (fas-kal) (Jakarta:PT IchtiarBaruVan Hoeve,2002),235-236
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar