Minggu, 21 Agustus 2011

Islam di Pantai Gading

Jum’at, 6 Mei 2011, merupakan hari bersejarah bagi umat muslim Afrika, khususnya masyarakat Islam di pantai gading. Penantian mereka selama 50 tahun, agar negri tersebut dipimpin oleh seorang Muslim terwujud sudah. Mahkamah Agung (MA) Pantai Gading, menetapkan Alassane Ouattara sebagai presiden, lima bulan setelah ia memenangkan pemilu. Alassane Ouattara, menjadi presiden ke empat Cote d’Ivoire, sekaligus menjadi presiden muslim pertama di salah satu Negara Afrika Barat yang dihuni oleh lebih dari 17 juta jiwa. Menurut situs Islamonline, mayoritas penduduk Pantai Gading adalah muslim yaitu sebanyak 60%, 22% Kristen (Katolik) dan 18 % animis. Sehingga, kemenangan Outtara merupakan kemenangan umat Islam pantai gading, dan harapan baru kejayaan Islam di bekas wilayah kerajaan Islam Mali.
Memang perjalanan umat Islam di Pantai Gading sangat berat, penuh perjuangan serta pengorbanan Tercatat semenjak Felix Houphouet-Boigny membangun negara Pantai Gading dengan penuh toleransi, pasca kemerdekaanya dari prancis pada 7 Agustus 1960. Penerusnya yaitu Henri Konan Bedie dan Laurent Gbagbo mengawali sejarah diskriminasi agama dan suku, khususnya konflik antara wilayah utara yang mayoritas muslim dengan selatan yang dihuni oleh umat Kristiani. Diawali dengan sosok Bedie yang sangat sektarian, yaitu dengan memunculkan program kebanggaan atas kemurnian bangsa Pantai Gading, sehingga ia pun mulai menyingkirkan para pendatang dari Mali dan Burkina Faso, penduduk Pantai Gading Utara, yang merupakan mayoritas muslim. Ditambah lagi, ketika penggantinya Gbagbo menolak menyerahkan kekuasaan kepada Ouattara setelah kalah dalam pemilu presiden pada tahun 2010, maka negara bekas jajahan prancis ini jatuh ke pusaran konflik saudara. Dalam kurun waktu tersebut, lebih dari seribu orang tewas dan puluhan ribu lainnya terpaksa mengungsi.
Alassane Ouattara, pria kelahiran Dimbokro1 Januari 1942 (1942-01-01) (usia 69), merupakan salah satu tokoh intelektual Muslim Pantai Gading, serta seorang Doktor pakar ekonomi lulusanUniversity of Pennsylvania. Outtara juga sangat disegani baik dalam politik maupun karir internasionalnya. Menjabat sebagai Perdana Menteri tahun 1990-1993, kemudian sebagai wakil direktur manajemen di IMF, 1 Juli 1994- 31 Juli 1999, dan kemudian menjadi presiden dari Partai Rally of the Republicans (RDR) 1 Agustus 1999, serta kandidat calon presiden pada pemilu presiden berikutnya. Namun ia tersangkut masalah kewarganegaraan yang sengaja diletupkan oleh lawan politiknya. Sehingga ia ditolak untuk mengikuti pemilihan presiden pada tahun 2000. Outtara pun memboikot Pemilu yang penuh dengan konspirasi itu, Sebenarnya Alassane Ouattara diganjal bukan karena issu kewarnegaraan, namun karena beliau adalah seorang muslim. Karena alasan inilah terjadinya perang saudara antara Utara dan Selatan, yang menyebabkan ribuan jiwa melayang. Sampai pada akhirnya tahun 2010 , PBB, Uni-Afrika, Uni-Eropa, ECOWAS, Amerika serta IMF menolak hasil pemilu penuh kecurangan yang memenangkan Gbagbo, dan kemudian menetapkan Outtara sebagai pemenang sekaligus Presiden terpilih Ivory Coast.
Sejarah mencatat bahwa bangsa Berber, yang berasal dari utara Afrika yang merupakan campuran dari keturunan arab dan telah lebih dahulu memeluk Islam, merupakan penyebar agama Islam di benua Afrika. Konon ketika pertama kali sahabat Nabi hijrah ke Habasyah (Ethiopia-saat ini), dan kemudian disambut hangat oleh Raja Najasyi, agama Islam mulai perlahan menyebar di benua hitam ini. Para pedagang Berber pada abad ke-9 yang banyak mendiami daerah semenanjung Nil -khususnya Mesir- mempunyai andil yang sangat besar dalam berdirinya kerajaan Islam Ghana.
Kerajaan Islam Ghana terletak di sebelah timur Mauritania, dan berkembang cukup pesat sampai abad ke-13. Pada abad ke-11, wilayah kekuasaannya membentang dari samudera Atlantik hingga Timbuctu. Seiring kemunduran kerajaan Ghana pada akhir abad 13, muncullah kekaisaran Islam Mali yang kemudian menjadi kerajaan Islam dengan kekuatan dan pengaruh yang luar biasa. Bahkan mencapai puncak keemasanya pada Abad ke-14, yang kala itu wilayah kekuasaanya mencakup bekas wilayah kerajaan Ghana, termasuk di dalamnya Pantai Gading. Meski hanya sebatas ujung barat laut disekitar wilayah Odienne.
Selanjutnya kerajaan Islam Sudan berdiri, dan menjadi kekuatan Islam baru di Afrika Barat dan utara, yang berbatasan dengan Mesir. Kerajaan Islam Sudan kemudian juga berkembang menjadi pusat keilmuan Islam, yang ikut menyebar luaskan pendidikan Islam di penjuru daerah kekuasaanya.
Secara ringkas, Islam datang ke Afrika Barat dalam tiga gelombang. Pertama pada abad ke-9, ketika bangsa Berber Afrika Utara menyebarkan Islam ke kerajaan Ghana. Kedua pada abad ke-13, ketika kerajaan Mali terbentuk dan menyebarkan Islam ke seluruh Sabana di Afrika Barat sampai dengan abad ke-18. Terakhir pada abad ke-19, ketika seorang pahlawan muslim Mali, yaitu Samore Toure menyebarkan Islam ke selatan Afrika, seiring dengan berkembangnya kerajaan Islam Sudan sebagai kekuatan Baru Islam di Afrika. Sedangkan Islam masuk ke Pantai Gading pada gelombang ke-2, yaitu pada abad ke-13 ketika kerajaan Mali berjaya dan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru Afrika Barat. Sedangkan Kristen datang pada abad ke-17.
Mayoritas pemeluk Islam di Pantai Gading beraliran Sunni, dan mengikuti Madzhab Maliki. Aliran sufi juga dianut oleh sebagian komunitas muslim Pantai Gading yang terpengaruh oleh ajaran sufistik yang berkembang di Mesir. Salah satunya adalah Tarekat Qadiriyah, yang berkembang pada abad ke-11 M. Pada abad ke-18 M, aliran Tarekat Tijaniyah masuk ke pantai Gading dan diikuti oleh sebagian besar muslim disana. Qadiriyah menyebar di sebelah barat, sedangkan Tijaniyah di sebelah timur. Disamping dua aliran sufistik tersebut, terdapat juga aliran Tarekat Sanusiyah yang muncul dan berkembang di Libia.
Dalam perkembangan aliran sufistik di Pantai Gading, khususnya penganut tarekat Tijaniyah, pada abad ke-19, seorang guru sufi yang bernama Shaykh Hamahullah bin Muhammad bin Umar (1886–1943), membuat tarekat tandingan yang akhirnya membuat pengikut tarekat Tijaniyah terpecah. Para pengikut syekh Hamahullah, kemudian menamakan dirinya sebagai Tarekat Hamalliyah. Pada abad ke-20 M, tarekat Hamalliyah berubah orientasinya menjadi aliran yang penuh mistis dan menyimpang dari ajaran Islam, ketika dipimpin oleh Muhammad ben Amadu. Ia merupakan ahli mistik yang berlatang belakang suku Fulani, yaitu suku yang menyebar di Afrika barat dan tengah.
Dalam prakteknya, aliran Hamalliyah merubah dzikir-dzikir yang menjadi ritual bacaan di Tijaniyah, dengan bacaan-bacaan dzikir yang tidak ada dalilnya di dalam al-Qur’an dan Sunnah. Bacaan-bacaan tersebut terkesan sebagai mantra, yang mereka pun tidak paham artinya. Aliran Hamalliyah juga menolak mempelajari al-Qur’an, serta menolak keberadaan al-Qur’an sebagai referensi umat Islam. Hamalliyah pun berubah menjadi aliran tradisional yang lebih menerapkan ajaran ritual suku-suku di Afrika. Meski mereka juga menolak tradisi adat istiadat serta kasta-kasta tradisional yang ada.
Secara pemerintahan, Pantai Gading mempunyai nama lengkap Republic of Cote d’Ivoire (Ivory Coast). Wilayahnya terbagi dalam 19 regions (propinsi), dengan ibukotanya YAMOUSSOUKRO (sejak tahun 1983). Sedangkan Abidjan dijadikan sebagai pusat administrasi dan komersial. Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, yang menempatkan kedutaan besarnya di Abidjan, bukan di Yamoussoukro.
Secara geografis Pantai Gading Cote d’Ivoire (bahasa Perancis), terletak di pantai Atlantik, tepatnya di teluk Guinea, Afrika Barat. Mempunyai wilayah seluas 322.460 km2, sedikit lebih luas dari New Mexico, Amerika Serikat. Beriklim tropik dan kering, mempunyai tiga musim, yaitu hangat kering (Nopember-Maret), panas kering (Maret-Mei) dan panas hujan (Juni-Oktober). Dihuni sekitar 17.327.724 orang, terdiri dari suku asli Afrika 97% (Akan 42%, Gur/Voltaiques 17%, Mende 27%, Krous 11%, lain-lain 3%), dengan pertumbuhan rata-rata 2,11% per-tahun, angka kelahiran 39,64 per-1000, angka kematian 18,48 per-1000. Bahasa nasional mereka adalah Perancis, di samping bahasa setempat, yaitu Dioula.
Sedangkan secara ekonomi, Pantai Gading merupakan negara penghasil coklat terbesar di dunia. berbatasan dengan banyak negara, antara lain Burkina Faso, Mali, Guinea, Liberia dan Ghana. Pada awalnya, Pantai Gading adalah suatu perkampungan yang sangat terisolasi, didiami tak kurang dari 60 suku, ditemukan oleh para pedagang Portugis dan Perancis pada abad ke-15. Mereka mencari gading dan budak, dan pada akhirnya Perancis memenangkan pendudukan terhadap Pantai Gading hingga abad ke-20. Mungkin Pantai Gading adalah sebuah negara di antara sedikit negara yang dibangun penuh dengan pertikaian agama sampai saat ini, yaitu Islam dan Kristen. Islam di utara dan Kristen di selatan, mereka saling berebut kekuasaan. Dengan terpilihnya Outtara sebagai presiden Muslim pertama di Pantai Gading, semoga dapat mengakhiri pertikaian agama ini, dan lebih membawa perdamaian serta kesejahteraan bagi kehidupan umat Muslim Pantai Gading. (Nidauddin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar