Sabtu, 20 Agustus 2011

QUNUT SHOLAT SUBUH

Doa Qunut Shubuh
QUNUT NAZILAH

QUNUT NAZILAH 2

اَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ (نَا) فِيْمَنْ هَدَيْتَ . وَعَافِنِيْ (نَا) فِيْمَنْ عَافَيْتَ . وَتَوَلَّنِيْ  (نَا) فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ. وَبَارِكْ لِيْ ( لَنَا) فِيْمَا أَعْطَيْتَ . وَقِنِيْ (نَا)وَاصْرِفْ عَنِّيْ (نَّا) بِرَحْمَتِكَ شَرَّ مَا قَضَيْتَ . ( فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ . وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ . وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ . تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ . فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَاقَضَيْتَ . أَسْتَغْفِرُكَ وَ أَتُوْبُ إِلَيْكَ ) . اَللّهُمَّ الْعَنِ الْكَفَرَةَ  وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَالْمُفْسِدِيْنَ  الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَاءَكَ. اَللَّهُمَّ اشْدُدُ وَطْأَتَكَ عَلَيْهِمْ وَاجْعَلْ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَعَذَابَكَ . اَللَّهُمَّ خَالِفْ بَيْنَ كَلِمَاتـِهِمْ .  اَللَّهُمَّ بَدِّدْ شَمْلَهُمْ . اَللَّهُمَّ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ . اَللَّهُمَّ زَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ . وَأَنْزِلْ  عَلَيْهِمْ بَأْسَكَ الَّذِيْ لاَ تَرُدُّهُ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ . اَللَّهُمَّ انْصُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . اَللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ   سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . اَللَّهُمَّ فَرِّجْ  عَنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ . اَللَّهُمَّ سَلِّمْنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ . وَعَافِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ . وَقِنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ شَرِّ مَصَآئِبِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ . اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلآءَ وَالْبَلآءَ وَالْوَبَآءَ وَالْفَحْشَآءَ وَالْجَدْبَ وَالْقَحْطَ وَالْفِتَنَ وَالأَزْمَةَ  والْمُنْكَرَ، وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ  وَالشَّدَآئِدَ  وَالْمِحَنَ ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً ، وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ . وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِالنَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Sebagian besar muslimin di Indonesia melakukan doa Qunut pada salat Subuh itu karena mayoritas mereka bermadzhab Syafi'iyah yang mensunatkan Qunut pada salat Subuh. Padahal ada madzhab-madzhab lain yang menyatakan Qunut tak disunahkan pada salat Subuh.

Perbedaan pendapat seputar pelaksanaan qunut ini bermula dari penggunaan sumber/dalil yang berbeda.

Madzhab-madzhab yang menyatakan bahwa qunut hanya dilakukan pada salat Witir (Hanafiyah dan Hanbaliyah) mendasarkannya pada riwayat Ibnu Mas'ud ra., "Bahwasanya Nabi SAW pernah melakukan qunut salat Subuh selama sebulan, tetapi kemudian ditinggalkannya."

Sedangkan Syafi'iyah dan Malikiyah menggunakan dalil dari Sahabat Anas bin Malik: "Rasulullah selalu melakukan qunut, sampai beliau meninggal dunia."

Dalam madzhab Imam al-Syafi'i, ada tiga tempat disunnahkan membaca qunut, yakni ketika terjadi nazilah (bencana, cobaan), qunut pada shalat witir di pertengahan bulan Ramadhan, dan terakhir pada shalat subuh.

Tentang kesunnahan qunut subuh ditegaskan oleh kebanyakan ulama salaf dan setelahnya. Di antara ulama salaf yang mensunnahkannya adalah Abu Bakr al-Shiddiq, Umar bin al-Khaththab, Utsman, Ali, Ibnu Abbas dan al-Barra' bin Azib —radhiyallahu 'anhum. (Al-Majmu', juz I, hal 504).

Dalil yang dijadikan acuan adalah hadits Nabi saw:


"Diriwayatkan dan Anas bin Malik ra., "Beliau berkata, "Rasulullah saw. senantiasa membaca qunut ketika shalat shubuh sehingga beliau wafat. "(HR. Ahmad [12196]).

Pakar hadits al-'Allamah Muhammad bin 'Allan al-Shiddiqi dalam kitabnya, al-Futuhat al-Rabbaniyyah menyatakan bahwa hadits inilah yang benar, dan diriwayatkan serta di-shahih-kan oleh segolongan pakar yang banyak hafal hadits. Di antara orang yang menyatakan ke-shahih-an hadits ini adalah al-Hafizh Abu Abdillah Muhammad bin Ali al-Balkhi, al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak, dan di beberapa tempat dari kitab yang ditulis oleh al-Baihaqi. Al-Daraquthni juga meriwayatkannya dari beberapa jalur dengan berbagai sanad yang shahih. (Al-Futuhat al-Rabbaniyyah 'ala al-Adzkar al-Nawawiyyah,juz II, hal. 268).

Sedangkan redaksi doa qunut yang warid (diajarkan langsung) oleh Nabi SAW, terjemahannya kurang lebih sbb.:


"Ya Allah, berikanlah kami petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah kami perlindungan seperti orang-orang yang telah Engkau beri perlindungan. Berilah kami pertolongan sebagaimana orang-orang yang Engkau berikan pertolongan. Berilah berkah pada segala yang telah Engkau berikan kepada kami. Jauhkanlah kami dari segala kejahatan yang Engkau pastikan. Sesungguhnya Engkau Dzat yang maha menentukan dan Engkau tidak dapat ditentukan. Tidak akan hina orang yang Engkau lindungi. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Engkau maha suci dan maha luhur. Segala puji bagi-Mu atas segala yang Engkau pastikan. Kami mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu." (HR. al-Nasa'i [1725], Abu Dawud [1214], al-Timidzi [426], Ahmad [1625], dan al-Darimi [1545] dengan sanad yang shahih).

Sedangkan hadits yang menyatakan bahwa Nabi saw. tidak melakukan qunut, tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak mensunnahkan, apalagi sampai melarang qunut. Karena dalam kaidah disebutkan "al-mutsbit muqaddam 'ala an-nafi" (yang mengatakan ada didahulukan dari yang mengatakan tidak ada). عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ مَا زَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْـنُتُ فِي الْفَجْرِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْـيَا (رواه أحمد، 12196)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar